Free Widgets

Kamis, 17 Januari 2013

Kumpulan Judul-Judul Skripsi Pendidikan

1.   Motivasi Belajar dan Hubungannya dengan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Biologi pada Siswa kelas X SMA Sungguminasa Gowa (Noorhayati)
2.   Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Biologi Melalui Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) dalam Pokok Bahasan Ekosistem pada Siswa Kelas X MA Madani Alauddin Pao-Pao Kab. Gowa (Rasdiana)
3.   Pengaruh Model Problem Based Learning (PBI) terhadap Penguasaan Materi Biologi pada Siswa Kelas VII MTs. Madani Pao-Pao Kab. Gowa (Ardawati)
4.   Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal-soal Aspek Ingatan, Pemahaman dan Aplikasi dalam Bidang Studi Biologi Kelas VIII MTs. Negeri Model Makassar (Muh. Irwan)
5.   Efektivitas Penggunaan Audio Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah 12 Makassar (Ratna)
6.   Perbandingan Prestasi Belajar antara Mahasiswa yang Menempuh Jalur PMJK dengan SPMB Lokal pada Jurusan Pendidikan Biologi Angkatan 2006 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar (Gunawan MS.)
7.   Penerapan Quantum Teaching terhadap Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kuantitatif Siswa Kelas VII Putri SMP Muhammadiyah 12 Makassar (Hartina)
8.   Pengaruh Penggunaan Penilaian Portofolio terhadap Peningkatan Kualitas Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Biologi X SMA Negeri 3 Makassar (Citra)
9.   Optimalisasi Pemanfaatan Buku Paket dalam Proses Pembelajaran Biologi di SMP Negeri 1 Biring Bulu Kab. Gowa (Hamdani)
10. Analisis tentang Pelaksanaan KTSP dalam Proses Pembelajaran Biologi di SMP Negeri 5 Tompo Bulu Kab. Bantaeng (Fahrir)
11. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heat Together (THT) Penelitian Tindakan Kelas Siswa Kelas X SMP Negeri 1 Kab. Maros (Mansur)
12. Hubungan antara Perhatian Siswa dengan Prestasi Belajar dalam Bidang Biologi Kelas XI MAN Ma’rang Pangkep (Darna Suardi)
13. Pengaruh Model Pembelajaran Active Learning terhadap Peningkatan Minat Belajar Biologi Siswa MA Darul Kamal Mandale Kab. Pangkep (Jumrawati)
14. Hubungan Antara Kegiatan Ekstrakurikuler dengan Prestasi Belajar Biologi Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Madani Alauddin Pao-Pao Kab. Gowa (Hasni)
15. Meningkatkan Kreativitas Berpikir Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Terpadu (Connectiv) pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI SMA Muhammadiyah Kalosi Kab. Enrekang (Nini)
16. Identifikasi Kesulitan Belajar dan Cara Penanggulangannya Terhadap Mata Pelajaran Biologi Siswa Kelas XI Madrasah Aliyah Muallimin Makassar (Haslinda)
17. Analisis Tingkat Pemahaman Siswa dalam Materi Konsep Struktur Hewan pada Kelas VII SMP Negeri 3 Kahu Kabupaten Bone (A. Suryaningsih)
18. Efektivitas Pembelajaran Kelompok dan Penugasan Individu dalam Bidang Studi Biologi Siswa Kelas X MA Madani Pao-Pao (Husnul Khatimah)
19.  Studi tentang Gaya Belajar Visual Auditorial Kinesketik (V.A.K) dan Hubungannya dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA MAN Selayar (Bahoriah)

Sistem Pengapian Pada Sepeda Motor

Description: http://korekmesin.files.wordpress.com/2010/12/sistem-pengaapian-sepeda-motor.jpg?w=600


SISTEM PENGAPIAN PADA SEPEDA MOTOR

Gambar 1
a. Pendahuluan
1. Persyaratan Dasar (contoh motor bensin)
Persyaratan dasar agar motor dapat menyala adalah:
• Bahan bakar yang dikabutkan / diuapkan.
• Temperatur campuran bahan bakar & udara yang cukup tinggi.
• Penyalaan pada saat yang tepat.

2. Macam-macam sistem pengapian
Cara penyalaan bahan bakar pada motor bakar digolongkan menjadi dua jenis:
a. Penyalaan sendiri
• Akibat pemampatan dengan tekanan tinggi, temperatur udara mencapai 700ºC sampai 900ºC.
• Bahan bakar yang dimasukan terbakar dengan sendirinya.
• Penggunaan pada motor disel.
b. Penyalaan dengan sistem pengapian bunga api listrik
• Pada saat akhir langkah kompresi, campuran bahaan bakar & udara dibakar dengan loncatan bunga api lisrtik.
• Penggunaan pada motor otto / bensin.

3. Sistem pengapian pada sepeda motor
Sistem pengapian pada sepeda motor ada dua macam:
a. Sistem pengapian baterai
b. Sistem pengapian magnet
Uraian
a. Sistem pengapian baterai
Sistem pengapian baterai adalah pengapian yang menggunakan baterai sebagaai sumber arus.
1. Prinsip kerja dasar
Tegangan baterai 12V ditransformasikan menjadi tegangan tinggi 5kV – 25kV, kemudian dialirkan ke busi secara bergiliran yang diatur oleh rotor sesuai urutan pengapian (firing order)
2. Sifat-sifat:
• Daya pengapian baik pada putaran rendah.
• Saat pengapian ditentukan oleh putaran mesin dan beban mesin.
• Saat pengapian dapat diatur secara mekanis menggunakan kontak pemutus atau secara elektronis.
b. Sistem pengapian magnet
Sistem pengapian baterai adalah pengapian yang menggunakan generator sebagaai sumber arus.
1. Prinsip kerja dasar
Pengapian magnet merupakan gabungan dari generator dan sistem pengapian.
2. Sifat-sifat
• Sumber tegangan dari generator, sehingga motor dapat hidup tanpa baterai.
• Daya pengapian baik pada putaran tinggi.
• Putaran start harus lebih besar dari 200rpm.
• Sering digunakan pada motor kecil seperti sepeda motor.

4. Dasar transformasi tegangan (prinsip induksi magnetis)
a. Medan magnet
Jika medan magnet digerak-gerakkan di dekat kumparan, maka:
• Terjadi perubahan medan magnet.
• Timbul tegangan lisrtik (tegangan induksi).
b. Transformator
Jika pada sambungan primer transformator dihubungkan dengan arus bolak-balik maka:
• Ada perubahan arus listrik.
• Terjadi perubahan medan magnet.
• Terjadi tegangan induksi.
c. Perbandingan tegangan
Perbandingan tegangan sebanding dengan perbandingan jumlaah lilitan.
• Jika jumlah lilitan sedikit, maka tegangan induksi kecil.
• Jika jumlah lilitan banyak, maka tegangan induksi besar.
d. Transformasi dengan arus searah
Transformator tidak dapat berfungsi dengan arus searah karena:
• Arus tetap.
• Tidak terjadi perubahan medan magnet.
• Tidak ada induksi.
Untuk mengatasinya, harus diberi saklar pada sambungan primer. Jika saklar dibuka/tutup (on/off), maka:
• Arus primer terputus-putus.
• Ada perubahan medan magnet.
• Terjadi induksi.

5. Sifat-sifat induksi diri
• Tegangan bisa melebihi tegangan sumber arus, pada sistem pengapian tegangannya ≈300 – 400V.
• Induksi diri adalah penyebab timbulnya bunga api pada kontak pemutus.
• Arah tegangan induksi diri selalu menghambat arus primer.

6. Bagian-bagian sistem pengapian
• Baterai sebagai sumber arus listrik.
• Kunci kontak untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik dari baterai ke sirkuit.
• Koil untuk mentransformasikan tegangan baterai 12V menjadi tegangan tinggi (5.000 – 25.000V).
• Kontak pemutus untuk menghubungkan dan memutuskan arus primer agar terjadi induksi tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem pengapian.
• Kondensator kegunaan:
1. Mencegah loncatan bunga api di antara celah kontak pemutus pada saat kontak pemutus mulai membuka.
2. mempercepat pemutusan arus primer sehingga tegangan induksi yang timbul pada sirkuit sekunder tinggi.
• Generator pembangkit sebagai penghasil / sumber tegangan AC.
• Busi untuk meloncatkan bunga api listrik di antara kedua elektroda busi di dalam ruang bakar, sehingga pembakaran dapat dimulai.

b. Macam-macam sistem pengapian
1. Pengapian baterai
Prinsip terbentuknya bunga api listrik (spark) alat penyala batere:
1. Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau platina (breaker points) tertutup, maka arus listrik akan mengalir dari batere menuju ke koil yang di dalamnya terdapat kumparan primer, kumparan sekunder, dan inti besi lunak, sehingga terjadi medan magnet
2. Ketika arus primer diputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan berputar dari nok (cam) maka medan magnet akan hilang dan timbul arus induksi pada kumparan sekunder yang mampu menghasilkan tegangan hingga ± 5.000 – 25.000V sehingga menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark) pada busi
3. Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi spark, termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina
Pengapian Baterai
Selain dari sumber tegangan langsung di atas terdapat juga sumber tegangan alternatif dari sistem kelistrikan utama. Sistem ini biasanya terdapat pada mesin yang mempunyai sistem kelistrikan di mana baterai sebagai sumber tegangan sehingga mesin tidak dapat dihidupkan tanpa baterai. Hampir semua baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah (12 V) untuk sistem pengapian. Dengan sumber tegangan baterai akan terhindar kemungkinan terjadi masalah dalam menghidupkan awal mesin, selama baterai, rangkaian dan komponen sistem pengapian lainnya dalam kondisi baik. Arus listrik DC (Direct Current) dihasilkan dari baterai (Accumulator). Baterai tidak dapat menciptakan arus listrik, tetapi dapat menyimpan arus listrik melalui proses kimia. Pada umumnya baterai yang digunakan pada sepeda motor ada dua jenis sesuai dengan kapasitasnya yaitu baterai 6 volt dan baterai 12 volt.
2. Sistem pengapian magnet
Prinsip terbentuknya bunga api listrik alat penyala magnet:
1. Ketika stop contact pada posisi on dan pemutus arus atau platina (breaker points) tertutup, maka pada saat jangkar bersama-sama kumparan primer berputar atau magnet berputar, akan terjadi medan magnet pada koil.
2. Ketika arus primer diputus karena bagian platina terbuka oleh gerakan berputar dari nok (cam) maka medan magnet akan hilang dan timbul arus induksi pada kumparan sekunder yang mampu menghasilkan tegangan hingga ±5.000 – 25.000Volt sehingga menimbulkan loncatan bunga api listrik (spark) pada busi.
3. Ketika terjadi spark maka pada setiap gap juga akan terjadi spark, termasuk di platina, untuk itu dipasang kondensor guna menyerap arus induksi, sehingga tidak timbul spark pada platina.

3. Pengapian CDI (Magneto Capasitet Discharge Ignition)
Prinsip kerja CDI
• Tegangan yang dibangkitkan oleh kumparan pembangkit tenaga primer diserahkan oleh diode penyearah dan disimpan dalam kapasitor.
• Sewaktu kumparan pulser membangkitkan tegangan yang mengalir ke transistor lewat diode akan membuka transistor.
• Transistor membuka, maka dengan cepat arus mengalir dari kapasitor ke kumparan primer.
• Dengan cepat pula medan magnet dibangkitkan dan tegangan tinggi dibangkitkan pada kumparan sekunder.
Keuntungan
Efisiensi pengapian / daya pengapian lebih besar di bandingkan dengan menggunakan kontak pemutus
Kerugian
Hanya cocok untuk motor bervolume silinder kecil karena sifat dari kapasitor membuang muatan dengan cepat.
a. Pengapian CDI – DC
Cara kerja
• Arus dari baterai masuk ke trasformer kemudian diputus-putus oleh swich circuit untuk memperbesar tegangan dari baterai.
• Tegangan tinggi dari transformer di searahkan oleh diode, kemudian masuk ke SCR sehingga SCR menjadi aktif (on), dan juga disimpan dalam kapasitor.
• Arus dari kapasitor juga mengalir ke primer koil kemudian ke massa sehingga timbul medan magnet pada inti koil.
• Ketika pick-up melewati pulser, pulser mengeluarkan tegangan dan masuk ke Ignition Timing Control Circuit yang menentukan saat pengapian dengan mengirim pulsa (arus) ke SCR.
• Kemudian gate SCR membuka sehingga membuang muatan ke massa.
• Terjadi perubahan medan magnet pada koil sehingga menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder yang menghasilkan loncatan bunga api listrik pada busi.
b. Pengapian CDI – AC
Cara kerja
• magnet berputar sehingga exciter coil (spoil) mengeluarkan arus AC 100-400 V.
• Arus AC dirubah menjadi arus DC oleh diode kemudian di simpan dalam kapasitor lalu ke primer koil, ke massa sehingga timbul medan magnet pada inti koil.
• Arus DC dari diode juga masuk ke SCR, sehingga SCR menjadi aktif.
• Kemudian pulser membangkitkan tegangan dan masuk ke trigger yang menentukan saat pengapian dengan mengirim pulsa (arus) ke SCR.
• Gate SCR terbuka sehingga kapasitor membuang muatannya ke massa.
• Terjadi perubahan medan magnet pada koil sehingga menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder yang menghasilkan loncatan bunga api listrik pada busi.



1) Panaskan mesin sampai mencapai suhu kerja normal lalu matikan mesin.
2) Periksa saat pengapian dengan melepaskan tutup lubang pemeriksaan tanda pengapian terlenbih dahulu.
3) Pasangkan timing light ke kabel busi.
4) Hidupkan mesin pada putaran idle/stasioner. Putaran stasioner : 1400± 100 rpm
5) Saat pengapian sudah tepat jika tanda “F” bertapatan (sejajar) dengan tanda penyesuai pada tutup bak mesin sebelah kiri seperti terlihat pada gambar di bawah:

Description: http://lh3.ggpht.com/-6VZkifHaLd0/Tx1cSrgv8GI/AAAAAAAAAQQ/YB1UFoIW9ng/s288/Pemeriksaan%252520koil%252520pengapian4.jpg
Gambar 2
Keterangan warna kabel :
R = Red (Merah)
R/Bl = Red/Black (Merah/Hitam)
Bl = Black (Hitam)
Lg = Light Green (Hijau Muda)
G = Green (Hijau)

Rangkaian Sistem Stater Honda Karisma

  1. Perjalanan arus dimulai dari Battery
  2. arus 12 volt masuk ke stater relay (bendix) dan menuju ke fuse 12Adengan kabel warna merah(red) lalu ke kunci kontak.
  3. pada saat kunci kontak On, arus dari battery diteruskan lewat kabel merah-hitam menuju ke fuse 10A lalu dengan kabel warna hitam menuju ke relay stater(bendix)
  4. dari bendix keluar kabel warna kuning-merah menuju ke tombol stater.
  5. dari tombol stater kabel berwarna hijau yang menuju masa.
  6. pada saat tombol stater ditekan, ada arus yang masuk ke bendix stater, sehingga terjadi elektromagnetik didalam komponen tersebut dan mengakibatkan bendix stater bekerja,
  7. sehingga kabel warna merah dari stater mendapatkan arus dari battery,
  8. kemudian motor stater berputar.

Tips menyetel klep Sepeda Motor Honda Supra X 125

1. Persiapkan alat-alat antara lain;
  1. Obeng (-) besar
  2. Kunci T 17 (untuk motor Supra X 125/Kharisma)
  3. Kunci T 14 (untuk motor Supra Fit, Tiger)
  4. Ring 8-9 (untuk motor tipe bebek)
  5. Ring 10-11 (untuk motor tipe Sport)
  6. Ring 17 (untuk motor tipe Sport)
  7. Ring 24 (untuk motor tipe bebek)
  8. Fuller gauge 1set
  9. Valve Adjusting wrech (kunci klep)

2. Buka kedua tutup klep (In dan Ex) dengan menggunakan kunci Ring 17(tipe bebek) atau Kunci Ring 24(tipe Sport)
3. Awalnya posisikan agar kondisi valve bebas atau posisi piston pada Titik Mati Atas (TMA), dengan cara buka tutup magnet pada blok mesin kiri dengan menggunakan Obeng (-) besar (ada 2 buah ), pergunakan kunci Ring 14/17 untuk memutar poros engkol berlawanan dengan jarum jam.
4. Sambil memutar poros engkol, perhatikan pada saat valve In bergerak, lihat pada lubang kecil di blok magnet, posisikan tanda T pada garis lurus di lubang kecil blok magnet.
5. Kemudian pegang dan gerak-gerakkan kedua klep untuk memastikan keduanya sudah dalam posisi bebas.
6. Jika langkah diatas sudah benar, maka lakukan penyetelan valve dengan ukuran untuk tiap-tiap motor sbb;
  • Tipe Sport (Tiger,Mega Pro,GL Pro,Phantom) ukuran = 0,10mm (±0,01mm).
  • Tipe Bebek (Supra Fit, Grand, Legenda, Supra X, Win, GL 100) ukuran celah klep = 0,05mm (±0,01mm).
  • Tipe Bebek (Supra X 125, Kharisma, Kirana) ukuran celah klep = 0,03mm (±0,01mm)
  • Tipe Matik (Vario) ukuran celah klep ( Klep In : 0,15mm (±0,01mm) Klep Ex : 0,26mm (±0,01mm) )
Cara penyetelannya adalah, kendorkan mur pengikat tappet adjuster (baut stelan klep) dengan menggunakan Ring 8-9 / 10-11
7. Lalu letakkan Fuller gauge sesuai ukuran celah klep kedalam ujung batang klep, putar tappet adjuster(baut stelan klep) sampai terasa apabila fuller gauge di tarik terasa seret dan apabila didorong tidak bisa.
8. Kemudian keraskan lagi mur stelan klep dan cek ulang hasil stelan klep tadi, sampai hasilnya tepat, (bila fuller gauge terasa ditarik seret dan di dorong tidak bisa)
9. Tutup kembali semua komponen yang tadi dibuka kemudian rasakan hasilnya.